Agomo kang utomo, jowo digowo, adat diruat, arab digarab. Kata itulah yang patut sebagai semboyan bangsa kita yang berlandaskan agungya pancasila. Seperti yang anda baca pada kali ini dengan tema adat jawa upacara koleman pari/padi. Jelas terlihat pada foto bahwasanya menggambarkan keadaan acara koleman pari/padi yang sedang berlangsung, walupun hanya beberapa orang yang hadir.
Sebuah tradisi, adat dan budaya yang berkembang dan terus dilaksanakan oleh sebagian warga desa Boto Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban dan sekitarnya. Tak lepas dari slogannya yang sering kita dengung-dengungkan yaitu Bumi Wali.
Tradisi, adat dan budaya yang sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan adalah tak luput dari peninggalan para wali tatkala menyebarkan agama islam di bumi pertiwi ini. Bahkan sebelum ajaran islam datang upacara tersebut sudah ada, namun para wali tidak serta merta menghilangkannya. Dengan kata lain "Kenek Iwake Ora Butek Banyune" diambil ikanya tapi tidak keruh airnya begitu.
Ketika padi mulai mublak istilah jawanya atau padi mulai berbunga dan mengeluarkan biji-biji padi. Pada saat inilah upacara koleman berlangsung.
Sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Allah SWT maka diadakanlah upacara koleman pari. Seperti terlihat pada gambar diatas ada sesajian berupa tumpeng lengkap dengan lauknya, ada buahnya dll. Serta mengundang beberapa orang disekitar untuk bedoa bersama, setelah itu dimakan bersama atau dibungkus dibawa pulang. Hanya niat sodaqohlah yang menjadi tujuan utama pada acara tersebut.
Karena bersodaqoh maka akan terhindar dari balak demikian juga dengan satu harapan agar tanaman padi bisa panen dengan hasil melimpah ruah. Tentunya selain doa dan sodaqoh juga tak lupa syariatnya sebagai petani, pupuk dan obat-obatan pertanian pun tak ketinggalan.
Nhah demikian sedikit pengetahuan yang saya dapat dari desa tercinta. Semoga bisa menambah wawasan tentang tradisi di pedesaan. Jika ada yang kurang pas atau mungkin ada makna yang lebih tepat mohon kritik dan sarannya untuk kebaikan tulisan ini.